Deteksi dini stunting usia berapa?
Berdasarkan data SSGI Kementerian Kesihatan, kebanyakan kes bantut di Indonesia dikesan dalam kalangan kanak-kanak berumur 24 hingga 35 bulan. Pengesanan awal pada usia ini penting untuk membolehkan intervensi segera bagi mengurangkan impak negatif bantut terhadap perkembangan kanak-kanak.
Pengesanan Awal Stunting: Usia Berapakah yang Penting?
Stunting, atau kerencatan kronik, merupakan kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Di Indonesia, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar kasus stunting terdeteksi pada anak usia 24 hingga 35 bulan.
Mengapa deteksi dini pada usia ini begitu penting? Karena intervensi segera pada usia tersebut dapat secara signifikan mengurangi dampak negatif stunting pada perkembangan anak.
Stunting yang terjadi pada usia dini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan, perkembangan kognitif, dan bahkan produktivitas anak di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan deteksi dini dan intervensi sejak dini untuk mencegah atau meminimalkan dampak negatif stunting.
Selain usia 24 hingga 35 bulan, ada juga beberapa usia lain yang penting untuk dilakukan deteksi dini stunting, yaitu:
- Usia 6 bulan: Pada usia ini, bayi sudah memulai makanan pendamping ASI (MPASI) dan penting untuk memastikan bahwa MPASI yang diberikan mengandung nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
- Usia 9 bulan: Pada usia ini, anak-anak biasanya sudah mulai belajar berjalan dan aktif bergerak. Penting untuk memastikan bahwa anak mendapat cukup energi dan nutrisi untuk mendukung aktivitas fisiknya.
- Usia 12 bulan: Pada usia ini, anak-anak sudah mulai memasuki masa balita dan kebutuhan nutrisinya semakin meningkat. Penting untuk memastikan bahwa anak mendapat makanan yang bervariasi dan mengandung semua nutrisi yang diperlukan.
Deteksi dini stunting dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
- Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara teratur: Ini merupakan cara paling sederhana dan efektif untuk memantau pertumbuhan anak dan mendeteksi stunting.
- Pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan dapat menilai kondisi kesehatan anak secara keseluruhan dan mendeteksi tanda-tanda stunting, seperti penurunan berat badan atau tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia.
- Penggunaan alat ukur antropometri: Alat ini digunakan untuk mengukur lingkar kepala, lingkar lengan, dan ketebalan lipatan kulit pada anak. Pengukuran ini dapat membantu mendeteksi stunting dan kekurangan gizi lainnya.
Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, stunting dapat dicegah atau dikurangi dampak negatifnya pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan tenaga kesehatan untuk memperhatikan tanda-tanda stunting dan melakukan deteksi dini pada usia yang tepat.
#Deteksi Awal#Stunting#Usia MudaMaklum Balas Jawapan:
Terima kasih atas maklum balas anda! Pendapat anda sangat penting untuk membantu kami memperbaiki jawapan di masa hadapan.