Model teori keperawatan apakah yang memandang manusia sebagai sistem adaptasi dan mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap setiap stimulus?

7 bilangan lihat

Model keperawatan Roy menumpukan pada adaptasi manusia. Ia melihat individu sebagai sistem yang berupaya menyesuaikan diri dengan rangsangan dalaman dan luaran. Keupayaan adaptasi ini berbeza mengikut peringkat umur, menunjukkan potensi unik setiap insan untuk mencapai keseimbangan. Model ini menekankan kebolehan semula jadi manusia untuk mengatasi cabaran.

Maklum Balas 0 bilangan suka

Model Keperawatan Roy: Memandang Manusia sebagai Sistem Adaptasi

Dalam dunia keperawatan, terdapat berbagai model teori yang digunakan untuk memahami dan memberikan perawatan kepada individu, keluarga, dan komunitas. Salah satu model yang berfokus pada adaptasi manusia adalah Model Keperawatan Roy.

Model Keperawatan Roy, yang dikembangkan oleh Sister Callista Roy pada tahun 1970, melihat individu sebagai sistem adaptasi yang terus-menerus berinteraksi dengan lingkungannya. Ia percaya bahwa manusia memiliki potensi bawaan untuk beradaptasi dan mengatasi stimulus internal maupun eksternal.

Menurut Model Keperawatan Roy, individu adalah sistem yang terdiri dari empat komponen utama: proses fisiologis, konsep diri, peran, dan interdependensi. Keempat komponen ini saling berhubungan dan bekerja sama untuk membantu individu beradaptasi terhadap lingkungannya.

Proses fisiologis merujuk pada fungsi biologis tubuh, seperti pernapasan, sirkulasi, dan pencernaan. Konsep diri adalah pandangan individu tentang dirinya sendiri, termasuk keyakinan, nilai, dan harga diri. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dari individu dalam lingkungan sosialnya, seperti peran orang tua, pasangan, atau pekerja. Interdependensi mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungannya, seperti hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat.

Model Keperawatan Roy mengidentifikasi tiga jenis stimulus yang dapat mempengaruhi adaptasi individu: stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan stimulus sisa. Stimulus fokal adalah stimulus utama yang menyebabkan gangguan dalam adaptasi, seperti penyakit atau cedera. Stimulus kontekstual adalah faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap stimulus fokal, seperti dukungan sosial atau lingkungan fisik. Stimulus sisa adalah faktor yang mungkin mempengaruhi adaptasi, tetapi tidak langsung berhubungan dengan stimulus fokal atau kontekstual, seperti riwayat kesehatan atau faktor genetik.

Dalam Model Keperawatan Roy, perawat berperan sebagai fasilitator adaptasi. Mereka membantu individu mengidentifikasi sumber daya mereka, mengembangkan mekanisme koping, dan membuat perubahan dalam lingkungannya untuk mempromosikan adaptasi yang optimal.

Model Keperawatan Roy telah banyak digunakan dalam praktik keperawatan, khususnya dalam bidang keperawatan komunitas, kesehatan mental, dan keperawatan paliatif. Ini memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana individu beradaptasi terhadap perubahan kesehatan dan kehidupan, dan bagaimana perawat dapat membantu mereka mencapai keseimbangan dan kesejahteraan.