Bagaimanakah suatu kata bisa disebut sebagai kata tidak baku?

Bagaimana Sesebuah Kata Dianggap Tidak Baku?

Dalam Bahasa Melayu, sebuah kata dianggap tidak baku jika ejaannya menyimpang daripada kamus rasmi bahasa tersebut, seperti Kamus Dewan Edisi Keempat. Ketidakbakuan kata biasanya timbul akibat penggunaan perkataan yang salah secara berterusan, sama ada dalam penulisan atau sebutan.

Penggunaan yang berterusan ini menyebabkan perkataan tersebut tersebar luas, meskipun tidak menepati piawaian bahasa yang betul. Sebagai contoh, kata “tauke” sering digunakan untuk merujuk kepada pemilik kedai atau perusahaan kecil, meskipun ejaan yang betul menurut Kamus Dewan adalah “taukeh”.

Terdapat beberapa faktor yang menyumbang kepada ketidakbakuan kata, termasuk:

• Pengaruh bahasa lisan: Kata-kata lisan yang digunakan dalam perbualan santai terkadang salah eja atau diucapkan dalam bentuk yang tidak baku.
• Pengaruh bahasa daerah: Perkataan dari bahasa daerah mungkin dipinjam dan digunakan dalam bahasa Melayu baku, tetapi ejaannya mungkin tidak sesuai dengan peraturan bahasa baku.
• Kesalahan umum: Kata-kata tertentu sering salah eja atau diucapkan secara tidak sengaja, dan kesalahan ini dapat menyebar luas.

Menggunakan kata-kata tidak baku dalam penulisan atau komunikasi formal dapat dianggap tidak profesional dan dapat merusak kredibilitas penulis. Oleh karena itu, penting untuk selalu merujuk ke kamus bahasa yang sesuai untuk memastikan bahwa kata-kata yang digunakan sudah baku.