Apa risikonya dengan obligasi?
Obligasi dianggap kurang berisiko berbanding ekuiti (saham) kerana syarikat mempunyai kewajipan undang-undang untuk membayar kupon kepada pemegang obligasi secara berkala. Pembayaran ini didahulukan berbanding pembayaran dividen kepada pemegang saham. Ini memberikan keutamaan kepada pemegang obligasi sekiranya syarikat menghadapi masalah kewangan.
Apakah Risiko Obligasi?
Walaupun obligasi umumnya dianggap kurang berisiko daripada saham, namun masih terdapat beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan oleh para pelabur:
Risiko Kredit
Risiko terbesar yang terkait dengan obligasi adalah risiko kredit. Ini adalah risiko bahwa penerbit obligasi (perusahaan atau pemerintah) tidak dapat membayar bunga atau pokok obligasi tepat waktu. Risiko ini biasanya dinilai melalui peringkat kredit obligasi, yang diberikan oleh lembaga pemeringkat pihak ketiga. Obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi umumnya dianggap memiliki risiko kredit yang lebih rendah, sementara obligasi dengan peringkat yang lebih rendah memiliki risiko kredit yang lebih tinggi.
Risiko Suku Bunga
Harga obligasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, karena investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dengan membeli obligasi baru dengan suku bunga lebih tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi cenderung naik. Risiko suku bunga dapat dikurangi dengan berinvestasi pada obligasi dengan durasi pendek, yang lebih tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Risiko Inflasi
Inflasi dapat mengikis nilai pembayaran kupon obligasi dari waktu ke waktu. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat kupon obligasi, pemegang obligasi akan mengalami kerugian riil. Untuk mengurangi risiko ini, investor dapat berinvestasi pada obligasi yang diindeks dengan inflasi, yang pembayaran kuponnya disesuaikan dengan tingkat inflasi.
Risiko Likuiditas
Likuiditas obligasi mengacu pada kemudahan penjualannya di pasar. Obligasi yang kurang likuid mungkin lebih sulit untuk dijual dengan cepat dan pada harga yang wajar. Hal ini dapat menjadi risiko bagi investor yang membutuhkan akses cepat ke uang mereka.
Risiko Reinvestasi
Saat obligasi jatuh tempo, investor harus memutuskan untuk menginvestasikan kembali hasil pembayarannya. Jika suku bunga telah turun sejak obligasi awalnya dibeli, investor mungkin harus menginvestasikan kembali hasil pembayarannya pada tingkat yang lebih rendah, yang dapat menimbulkan risiko reinvestasi.
Penting bagi investor untuk memahami risiko yang terkait dengan obligasi sebelum berinvestasi. Dengan mempertimbangkan risiko ini dengan cermat dan mendiversifikasi portofolio mereka, investor dapat mengurangi risiko keseluruhan investasi mereka.
#Kewangan#Obligasi#RisikoMaklum Balas Jawapan:
Terima kasih atas maklum balas anda! Pendapat anda sangat penting untuk membantu kami memperbaiki jawapan di masa hadapan.